MAKALAH PENGANTAR
TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
NEURALL NETWORKS
NEURALL NETWORKS
Disusun Oleh :
Kelompok
4
-
Riyan Saputro (16115098)
-
Rizki Darmawan (16115141)
-
Rizki Widianto (16115163)
-
Riva Raissa Azizah
(16115086)
-
Samsul Rizal (16115355)
-
Syema Alma Tasya
(16115774)
-
Sandra Dwi Widiyaningsih
(16115371)
-
Shavira Putri Virissya
(16115525)
-
Muhammad Diva Buana
(17114165)
3KA05
Dosen :
Eel
Susilowati
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018
ABSTRAK
Soft Computing
merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang
memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan
belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Neural
Network sebenarnya mengadopsi dari kemampuan otak manusia yang mampu memberikan
stimulasi/rangsangan, melakukan proses, dan memberikan output. Output diperoleh
dari variasi stimulasi dan proses yang terjadi di dalam otak manusia. Kemampuan
manusia dalam memproses informasi merupakan hasil kompleksitas proses di dalam
otak. Kekuatan komputasi yang luar biasa dari otak manusia ini merupakan sebuah
keunggulan di dalam kajian ilmu pengetahuan.
Keywords:
soft computing, neural network
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabang ilmu kecerdasan buatan cukup luas, dan erat
kaitannya dengan disiplin ilmu yang lainnya. Hal ini bisa dilihat dari berbagai
aplikasi yang merupakan hasil kombinasi dari berbagai ilmu. Seperti halnya yang
ada pada peralatan medis yang berbentuk aplikasi. Sudah berkembang bahwa
aplikasi yang dibuat merupakan hasil perpaduan dari ilmu kecerdasan buatan dan
juga ilmu kedokteran atau lebih khusus lagi yaitu ilmu biologi.
Neural Network merupakan kategori ilmu Soft Computing.
Neural Network sebenarnya mengadopsi dari kemampuan otak manusia yang mampu
memberikan stimulasi/rangsangan, melakukan proses, dan memberikan output.
Output diperoleh dari variasi stimulasi dan proses yang terjadi di dalam otak
manusia. Kemampuan manusia dalam memproses informasi merupakan hasil
kompleksitas proses di dalam otak. Misalnya, yang terjadi pada anak-anak,
mereka mampu belajar untuk melakukan pengenalan meskipun mereka tidak
mengetahui algoritma apa yang digunakan. Kekuatan komputasi yang luar biasa
dari otak manusia ini merupakan sebuah keunggulan di dalam kajian ilmu
pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Soft
Computing?
2. Apakah yang dimaksud dengan Neurall
Network?
1.3 Tujuan
Memberikan
informasi mengenai Soft Computing dan Neurall Network
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Soft Computing
Soft Computing
merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang
memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan
belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Soft
Computing mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan,
ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dan dikendalikan
dengan mudah agar sesuai dengan realita (Prof. Lotfi A Zadeh, 1992).
2.2 Metodologi-Metodologi yang Digunakan Soft
Computing
1. Sistem Fuzzy (mengakomodasi
ketidaktepatan) : Logika Fuzzy (fuzzy logic)
2. Jaringan Syaraf (menggunakan
pembelajaran) : Jaringan Syaraf Tiruan(neurall network)
3. Evolutionary Computing (optimasi) :
Algoritma Genetika (Genetic Algorithms (GA))
2.3 Jaringan Syaraf Tiruan (Neurall Network)
2.3.1 Sejarah
Perkembangan ilmu Neural Network sudah ada sejak tahun
1943 ketika Warren McCulloch dan Walter Pitts memperkenalkan perhitungan model neural
network yang pertama kalinya. Mereka melakukan kombinasi beberapa processing
unit sederhana bersama-sama yang mampu memberikan peningkatan secara
keseluruhan pada kekuatan komputasi.
Gambar
2.1 McCulloch & Pitts, penemu pertama Neural Network
Hal ini dilanjutkan pada penelitian yang dikerjakan
oleh Rosenblatt pada tahun 1950, dimana dia berhasil menemukan sebuah two-layer
network, yang disebut sebagai perceptron. Perceptron memungkinkan untuk
pekerjaan klasifikasi pembelajaran tertentu dengan penambahan bobot pada setiap
koneksi antar-network.
Gambar
2.2 Perceptron
Keberhasilan perceptron dalam pengklasifikasian pola
tertentu ini tidak sepenuhnya sempurna, masih ditemukan juga beberapa
keterbatasan didalamnya. Perceptron tidak mampu untuk menyelesaikan
permasalahan XOR (exclusive-OR). Penilaian terhadap keterbatasan neural network
ini membuat penelitian di bidang ini sempat mati selama kurang lebih 15 tahun.
Namun demikian, perceptron berhasil menjadi sebuah dasar untuk
penelitian-penelitian selanjutnya di bidang neural network. Pengkajian terhadap
neural network mulai berkembang lagi selanjutnya di awal tahun 1980-an. Para
peneliti banyak menemukan bidang interest baru pada domain ilmu neural network.
Penelitian terakhir diantaranya adalah mesin Boltzmann, jaringan Hopfield,
model pembelajaran kompetitif, multilayer network, dan teori model resonansi adaptif.
Untuk saat ini, Neural Network sudah dapat diterapkan
pada beberapa task, diantaranya classification, recognition, approximation,
prediction, clusterization, memory simulation dan banyak task-task berbeda yang
lainnya, dimana jumlahnya semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
2.3.2 Definisi Neurall Network
Neural Networks (Jaringan Saraf Tiruan) menurut Haykin
didefinisikan sebagai berikut : “Sebuah neural network (JST: Jaringan Saraf
Tiruan) adalah prosesor yang terdistribusi paralel, terbuat dari unit-unit yang
sederhana, dan memiliki kemampuan untuk menyimpan pengetahuan yang diperoleh
secara eksperimental dan siap pakai untuk berbagai tujuan. Neural network ini
meniru otak manusia dari sudut :
1) Pengetahuan diperoleh oleh network dari
lingkungan, melalui suatu proses pembelajaran.
2) Kekuatan koneksi antar unit yang
disebut synaptic weights,berfungsi untuk menyimpan pengetahuan yang telah
diperoleh oleh jaringan tersebut.”
Secara sederhana, Jaringan Syaraf Tiruan adalah sebuah
alat pemodelan data statistik non-linier. Jaringan Syaraf Tiruan dapat
digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk
menemukan pola-pola pada data. Menurut suatu teorema yang disebut "teorema
penaksiran universal", Jaringan Syaraf Tiruan dengan minimal sebuah lapis
tersembunyi dengan fungsi aktivasi non-linear dapat memodelkan seluruh fungsi
terukur Boreal apapun dari suatu dimensi ke dimensi lainnya.
2.3.3 Lapisan Neurall Network
Istilah "jaringan" pada Jaringan Syaraf
Tiruan merujuk pada interkoneksi dari beberapa neuron yang diletakkan pada
lapisan yang berbeda. Secara umum, lapisan pada Jaringan Syaraf Tiruan dibagi
menjadi tiga bagian:
· Lapis masukan (input layer) terdiri
dari neuron yang menerima data masukan dari variabel X. Semua neuron pada lapis
ini dapat terhubung ke neuron pada lapisan tersembunyi atau langsung ke lapisan
luaran jika jaringan tidak menggunakan lapisan tersembunyi.
1.
Lapisan tersembunyi
(hidden layer) terdiri dari neuron yang menerima data dari lapisan masukan.
2. Lapisan luaran (output layer) terdiri dari
neuron yang menerima data dari lapisan tersembunyi atau langsung dari lapisan masukan yang nilai
luarannya melambangkan hasil kalkulasi dari X menjadi nilai Y.
Berdasarkan arsitekturnya, neural network dapat
dikategorikan, antara lain, single-layer neural network, multilayer neural
network, recurrent neural network dsb. Berbagai algoritma pembelajaran antara
lain Hebb’s law, Delta rule, Backpropagation algorithm, Self Organizing Feature
Map, dsb.
2.3.4 Fungsi Neurall Network
Fungsi
dari Neural Network diantaranya adalah:
1. Pengklasifikasian pola
2. Memetakan pola yang didapat dari input ke
dalam pola baru pada output
3. Penyimpan pola yang akan dipanggil
kembali
4. Memetakan pola-pola yang sejenis
5. Pengoptimasi permasalahan
6. Prediksi
2.3.5 Struktur Artificial Neural Network
Ide mendasar dari Artificial Neural Network (ANN)
adalah mengadopsi mekanisme berpikir sebuah sistem atau aplikasi yang
menyerupai otak manusia, baik untuk pemrosesan berbagai sinyal elemen yang
diterima, toleransi terhadap kesalahan/error, dan juga parallel processing.
Gambar
2.3 Struktur ANN
Karakteristik dari ANN dilihat dari pola hubungan
antar neuron, metode penentuan bobot dari tiap koneksi, dan fungsi aktivasinya.
Gambar di atas menjelaskan struktur ANN secara mendasar, yang dalam
kenyataannya tidak hanya sederhana seperti itu.
1. Input, berfungsi seperti dendrite
2. Output, berfungsi seperti akson
3. Fungsi aktivasi, berfungsi seperti
sinapsis
Neural network dibangun dari banyak node/unit yang
dihubungkan oleh link secara langsung. Link dari unit yang satu ke unit yang
lainnya digunakan untuk melakukan propagasi aktivasi dari unit pertama ke unit
selanjutnya. Setiap link memiliki bobot numerik. Bobot ini menentukan kekuatan
serta penanda dari sebuah konektivitas.
Proses pada ANN dimulai dari input yang diterima oleh
neuron beserta dengan nilai bobot dari tiap-tiap input yang ada. Setelah masuk
ke dalam neuron, nilai input yang ada akan dijumlahkan oleh suatu fungsi
perambatan (summing function), yang bisa dilihat seperti pada di gambar dengan
lambang sigma (∑). Hasil penjumlahan akan diproses oleh fungsi aktivasi setiap
neuron, disini akan dibandingkan hasil penjumlahan dengan threshold (nilai
ambang) tertentu. Jika nilai melebihi threshold, maka aktivasi neuron akan
dibatalkan, sebaliknya, jika masih dibawah nilai threshold, neuron akan
diaktifkan. Setelah aktif, neuron akan mengirimkan nilai output melalui
bobot-bobot outputnya ke semua neuron yang berhubungan dengannya. Proses ini
akan terus berulang pada input-input selanjutnya.
ANN terdiri dari banyak neuron di dalamnya.
Neuron-neuron ini akan dikelompokkan ke dalam beberapa layer. Neuron yang
terdapat pada tiap layer dihubungkan dengan neuron pada layer lainnya. Hal ini
tentunya tidak berlaku pada layer input dan output, tapi hanya layer yang
berada di antaranya. Informasi yang diterima di layer input dilanjutkan ke
layer-layer dalam ANN secara satu persatu hingga mencapai layer terakhir/layer
output. Layer yang terletak di antara input dan output disebut sebagai hidden
layer. Namun, tidak semua ANN memiliki hidden layer, ada juga yang hanya
terdapat layer input dan output saja.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Soft Computing
merupakan inovasi baru dalam membangun sistem cerdas yaitu sistem yang
memiliki keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan
belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan.
Jaringan Syaraf Tiruan atau Neurall Network adalah
sebuah alat pemodelan data statistik non-linier. Jaringan Syaraf Tiruan dapat
digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk
menemukan pola-pola pada data.
3.2. Saran
Demikian penulisan ini kami buat. Kami sadar akan
banyaknya kekurangan dan banyaknya kesalahan yang kami buat sehingga penulisan
ini masih jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Kami juga membutuhkan kritik dan saran terhadap penulisan kami ini agar bisa
menjadikan motivasi bagi kami agar kedepan bisa lebih baik lagi. Semoga penulisan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://b-ygtm.blogspot.co.id/2016/12/makalah-pengantar-teknologisistem.html
0 komentar:
Posting Komentar